Kamis, 15 Januari 2009

ANALISIS NOVEL ”PUDARNYA PESONA CLEOPATRA”

KAJIAN TEORI
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb).
Analisis karya sastra adalah penguraian karya sastra atas bagian-bagian atau norma-normanya
Unsur-Unsur Intrinsik Novel
Unsur adalah bagian terkecil dari suatu........., Intrinsik berarti terkandung didalamnya. (KBBI, 2002). Sedangkan Burhan (2007) menyatakan bahwa unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Novel adalah sebuah karya sastra yang disebut fiksi, bahkan dalam perkembangannya novel dianggap bersinonim dengan fiksi. Sebutan novel dalam bahasa Inggris-dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia-berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman: novelle). Secara harfiah novella berarti “sebuah barang baru yang kecil’. Dan kemudian diartikan sebagai ‘cerita pendek dalam bentuk prosa’ (Abrams dalam Burhan : 9). Dewasa ini istilah novelet (Inggris novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjang cakupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek Burhan :10).
Suminto (2000) menyatakan bahwa novel cenderung bersifat expands “meluas”, novel yang baik cenderung menitikberatkan munculnya complexity “kompleksitas”.
Burhan (2007) membagi unsur-unsur intrinsik novel sebagai berikut :
1. Cerita dan Plot
2. Penokohan
3. Tema
4. Latar
5. Sudut Pandang
6. Bahasa
1. Cerita dan Plot
Cerita dan plot merupakan dua unsur fiksi yang amat erat berkaitan sehinga keduanya, sebenarnya, tidak mungkin dipisahkan. Bahkan lebih dari itu, objek pembicaraan cerita dan plot boleh dikatakan sama : peristiwa. Baik cerita maupun plot sama-sama mendasarkan diri pada rangkaian peristiwa sebagaimana disajikan dalam sebuah karya. Oleh karena itu, sebenarnya dapat juga dikatakan bahwa dasar pembicaraan cerita adalah plot, dan dasar pembicaraan plot adalah cerita. (Burhan: 94).
2. Penokohan
Dalam KBBI (2002) penokohan adalah penciptaan citra tokoh di dalam karya susastra.
Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca (Burhan: 166).
3. Tema
Tema dapat juga dikatakan pokok pikiran; dasar cerita ( yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dsb) (KBBI : 1164).
Dalam pengertiannya yang paling sederhana tema adalah makna cerita, gagasan sentral, atau dasar cerita. Istilah tema sering disamakan dengan topik, padahal kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Topik dalam suatu karya adalah pokok pembicaraan, sedangkan tema adalah gagasan sentral, yakni sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam dan melalui karya fiksi. (Suminto : 187)
4. Latar
Latar atau setting yang disebut juga landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Burhan : 216)
Sedangkan Suminto (2000) mengatakan bahwa elemen fiksi yang menujukkan kepada kita di mana dan kapan kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung disebut setting ‘latar’. Lanjutnya latar terbagi menjadi 3 jenis yaitu latar waktu, tempat dan sosial.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan : siapa yang menceritakan, atau: dari posisi mana (siapa) peristiwa dan tindakan itu dilihat (Burhan : 246)
6. Bahasa bahasa
Bahasa sastra pada umumnya berbeda dengan bahasa non sastra....... Keberadaannya paling tidak perlu disejajarkan dengan ragam-ragam bahasa-seperti dalam konteks sosiolinguistik-yang lain. Beberapa ciri bahasa sastra yang dikemukakan mungkin dicirikan sebagai bahasa (yang mengandung unsur) emotif dan bersifat konotatif sebagai kebalikan dari bahasa nonsastra (Nurgiantoro dalam Burhan : 273).
Sinopsis
Sinopsis adalah ikhtisar karangan yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu; ringkasan; abstraksi (KBBI : 1072).
SINOPSIS NOVEL
Judul : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun : 2008
Cetakan ke : tujuh belas
Jumlah halaman : 111
Berikut adalah sinopsi novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”
Kisah ini berawal dari tokoh AKU harus menikah dengan gadis Jawa bernama Raihana pilihan ibunya yang sama sekali tidak dikenal. Gadis itu adalah putri teman ibunya dan merupakan janji tersirat untuk “besanan” antara dua orang sahabat yang sama-sama lulusan pesantren Mangkuyudan Solo.
Terjadi pergulatan jiwa dalam diri AKU. Antara kecewa dan tidak mau mengecewakan sang ibu yang dicintainya. Pergulatan jiwa tersebut adalah Aku selama ini memimpikan untuk memiliki istri seorang gadis Mesir yang cantik (karena tokoh AKU adalah lulusan Perguruan Tinggi Mesir) dan tidak mau dijodohkan dengan gadis pilihan sang ibu yang sama sekali bukan hasratnya selama ini.
Tetapi pernikahan itu berlangsung juga. Hari-hari diisi dengan kebencian yang mendalam dari si AKU terhadap Raihana yang dengan tulus mencintainya. Diam, acuh dan sinis selalu dilakukan AKU terhadap istrinya. Sedangkan manis, setia dan penuh cinta selalu dipersembahkan Raihana terhadap suaminya tercinta.
Pergolakan batin selalu tercipta dengan kebencian yang luar biasa. Hingga suatu saat AKU harus mengikuti acara pelatihan di tempat yang jauh dan Raihana sementara tinggal bersama ibunya sampai proses kelahiran buah cintanya berakhir.
Aku bertemu dengan rekan sesama pelatihan yang sedang mengalami kehancuran akibat beristrikan seorang gadis Mesir yang juga cantik. Diceritakan bagaimana sulitnya menyatukan dua budaya yang berbeda, menjinakkan karakter istri yang keras tak bernorma sampai akhirnya harus menanggung kehancuran moril dan materil.
AKU menyadari bahwa dia melakukan kesalahan besar dalam kehidupan rumah tangganya. Dia sudah menyia-nyiakan istri cantik khas Indonesia yang selama ini setia, memberikan kelikhlasan dengan kasih sayang, dan sangat menyanjung suami-seperti yang biasa dilakukan istri-istri suku Jawa- bahkan kuat menghadapi sikap suami menyebalkan seperti AKU yang berlangsung selama setahun perkawinan mereka.
AKU segera pulang dan berniat berlutut minta maaf di pangkuan sang istri yang mulia-mencintai suami karena Allah- serta berjanji akan menjadi suami yang mencintai karena Alah dengan segenap jiwanya.
Tetapi Raihana memang bukan Cleopatra. Raihana hanya gadis cantik dari lokal. Tetapi memiliki kesalehan hati yang luar biasa. Dan hal itu telah disia-siakan oleh AKU yang harus menelan penyesalan besar karena belum sempat menyatakan maaf serta janji akan menjadi suami yang setia, menghormati istri dengan segenap hati dan menyanjungnya lebih dari kepada Cleopatra-yang telah pudar terkalahkan oleh bersinarnya pesona Raihana-karena Raihana meninggal saat AKU tidak disisinya.
Analisis Cerita Novel “Pudarnya Pesona Cleopatra”
1. Unsur Cerita dan Plot
Cerita dari novel ini berkisar pada tokoh utama yang memiliki hasrat untuk beristrikan gadis Mesir tetapi harus pasrah pada perjodohan ibunya dengan gadis cantik, pintar dan shaleh dari Jawa. Berisi pergolakan bathin yang hebat antara hasrat dan kenyataan yang dihadapinya sampai akhirnya ada kesadaran yang terlambat penuh penyesalan.
2. Unsur Penokohan
Tokoh utama AKU
Memiliki watak keras kepala, egois dan tidak mau menerima takdir serta tidak bisa menghargai orang yang mencintainya dengan tulus.
Raihana
Memiliki jiwa yang bersih, kuat beriman dan selalu tulus mencintai karena percaya ada yang lebih dicintai dengan penuh kepasrahan yaitu Allah. Walaupun harus menelan kepahitan yang dialaminya.
3. Unsur Tema
Tema dalam novel ini adalah kepasrahan, cinta kasih, ketulusan, keangkuhan, egois dan penyesalan.
4. Unsur Latar
a. Latar waktu
Latar waktu dalam novel ini adalah masa kini yang modern dan sudah maju.
b. Latar Tempat
Cerita ini berlangsung di Tanah Jawa yang masih memiliki adat serta norma ketimuran yang baik serta sesekali berkisar di Mesir tempat tokoh AKU menimba ilmu sebelum pulang ke Tanah Air.
c. Latar Sosial
Berlatar pada kehidupan sosial ketimuran yang kental dengan nilai, norma dan budaya yang masih menyanjung tentang kesetiaan, kehormatan dan tenggang rasa. Dan tentang budaya mesir yang jauh berbeda kehidupan sosialnya dengan Indonesia khususnya Jawa.
5. Unsur Sudut Pandang
Pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama (AKU) dengan posisi sebagai sentral-demi amanat cerita sebagai pembelajaran-yang merupakan inti cerita. Ini terlihat tidak ada nama tokoh utama karena sepanjang cerita tokohnya ditulis AKU.
6. Unsur Bahasa
Gaya bahasa novel ini sangat sederhana namun indah. Dapat dicerna oleh semua kalangan. Sesekali menggunakan bahasa jawa yang ringan untuk menampilkan nuansa daerah.
Cuplikan puisi dalam novel berikut: Aku/Durhakalah aku/Jika dalam diriku/Tak kau temui inginmu/Ibu/Durhakalah aku/Jika dalam hidupku/Tak kau temui legamu/. Benar-benar sangat sederhana namun sarat makna.
Unsur emosi sangat ditonjolkan karena cerita ini banyak menceritakan tentang pergolakan batin. Kata-kata yang bersifat konotatif banyak ditemukan dengan pemaknaan yang ringan dan sederhana. Berikut contoh-contoh kata bersifat konotatif yang ditemui penulis : pergulatan jiwa, menjadi mentari pagi, kuserahkan semuanya bulat-bulat, lesung pipinya akan menyihir, mengakar dalam otak, dan lain-lain.
Penutup
Novel ini sarat dengan dengan makna, kita dapat lebih memaknai hidup lebih jauh bahwa cinta kepada sesama akan berakhir tetapi cinta kepada Sang Pencipta akan tetap ada sampai kehidupan di alam lain.
Analisis novel ini hanyalah pekerjaan dan hasil yang sangat kecil karena penulis menyadari keterbatasan wawasan tentang karya-karya sastra. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita yang sama-sama tengah mencari makna hidup dan kehidupan.
Semoga.
Yogyakarta, Oktober 2008
Penulis

1 komentar: